A.
Pengertian
Kedisiplinan
Disiplin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar
tidak terjadi suatu pelanggaran terhadap suatu peraturan yang berlaku demi
terciptanya suatu tujuan. Disiplin adalah proses atau hasil pengarahan untuk
mencapai tindakan yang lebih efektif..
Menurut Oteng Sutisna bahwa dalam menciptakan disiplin
yang efektif diperlukan kegiatan-kegiatan diantaranya sebagai berikut : [1]
1.
Guru maupun murid hendaknya memiliki
sifat-sifat perilaku warga sekolah yang baik seperti sopan santun, bahasa yang
baik dan benar.
2.
Murid hendaknya bisa menerima
teguran atau hukuman yang adil.
3.
Guru dan murid hendaknya bekerjasama
dalam membangun, memelihara dan memperbaiki aturan-aturan dan norma-norma.
B.
Tujuan Disiplin
Sebelum penulis menjelaskan tujuan disiplin, terlebih
dahulu dikemukakan beberapa teori disiplin yang kesemuanya itu mempunyai tujuan
masing-masing. Adapun teori-teori tersebut yang dapat penulis simpulkan antara
lain :
1.
Teori perbaikan
Menurut
teori ini, disiplin itu adalah untuk memperbaiki si pelanggar agar jangan
berbuat kesalahan lagi. Teori ini lebih bersifat pedagogis, karena bermaksud
memperbaiki si pelanggar baik lahiriah maupun batiniah.
2. Teori
perlindungan
Menurut
teori ini disiplin diadakan untuk melindungi dirinya sendiri dari
perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya disiplin ini dapat
dilindungi dari kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.
3. Teori
menakut-nakuti
Menurut
teori ini, disiplin diadakan untuk menimbulkan rasa takut kepada pelanggar akan
akibat perbuatannya yang melanggar itu, sehingga ia akan selalu takut melakukan
perbuatan itu dan mau meninggalkannya. Teori ini masih memerlukan, sebab dengan
teori ini besar kemungkinan orang meninggalkan suatu perbuatan itu hanya karena
takut bukan karena keinsyafan bahwa perbuatannya itu memang salah dan buruk.
[2]
Jelaslah bahwa tiap teori itu belum lengkap, karena
masing-masing hanya mencakup satu aspek saja. Sedangkan tiap-tiap teori itu
saling membutuhkan kelengkapan teori yang lainnya.
Dengan singkat penulis dapat mengatakan bahwa tujuan
pedagogis dari disiplin adalah untuk memperbaiki tabiat atau tingkah laku siswa
kearah kebaikan.
C.Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Sikap Disiplin
Karena sikap kedisiplinan bukan sikap yang muncul
dengan sikap sendirinya, maka agar seorang anak dapat bersikap disiplin maka
perlu adanya pengarahan dan bimbingan.
Adapun faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah :
1.
Faktor dari dalam (Intern)
Faktor dari
dalam ini berupa kesadaran diri yang mendorong seseorang untuk menerapkan
disiplin pada dirinya.
2. Faktor dari
luar (Ekstern)
Faktor dari
luar ini berasal dari pengaruh lingkungan, yang terdiri dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1.
Lingkungan Keluarga
Faktor
keluarga ini sangat penting terhadap perilaku seseorang termasuk tingkat
kedisiplinannya. Karena keluarga di sini merupakan lingkungan yang paling dekat
pada diri seseorang dan tempat pertama kali seseorang berinteraksi.
Keluarga
sebagai lingkungan pertama kali sebelum anak mengenal dunia yang lebih luas,
maka sikap dan perilaku seisi keluarga terutama kedua orang tua sangat
mempengaruhi pembentukan kedisiplinan pada anak dan juga serta tingkah laku orang
tua dan anggota keluarga lainnya akan lebih mudah dimengerti anak apabila
perilaku tersebut berupa pengalaman langsung yang bisa dicontoh oleh anak.
2.
Lingkungan Sekolah
Selain
lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah merupakan faktor lain yang juga
mempengaruhi perilaku siswa termasuk kedisiplinannya, di sekolah seorang siswa
berinteraksi dengan siswa lain, dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya
serta pegawai yang berada di lingkungan sekolah, sikap, perbuatan dan perkataan
guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa akan masuk dan
meresap ke dalam hatinya.
3.
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat
merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak setelah anak mendapatkan
pendidikan dari keluarga dan sekolah. Pada awalnya seorang anak bermain
sendiri, setelah itu seorang anak berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial.
Karena masyarakat merupakan faktor penting yang
mempengaruhi disiplin anak, terutama pada pergaulan dengan teman sebaya, maka
orang tua harus senantiasa mengawasi pergaulan anak-anaknya agar senantiasa
tidak bergaul dengan orang yang kurang baik.[3]
D.
Disiplin
Menurut Islam
Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan
aturan-aturan atau tata tertib agar segala tingkah laku berjalan sesuai dengan
aturan yang ada, pendidikan tepat waktu atau lainya dapat diambil dari sahabat
Umar bin Khattab r.a:
الوقت كا
لشيف اذا لم تقطعه قطعك
Artinya : “Waktu bagaikan pedang, apabila
tidak digunakan maka pedang itu akan memotong pemiliknya” [4]
Berdasarkan
hal di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya bagi kita
sehingga apabila kita tidak dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka waktu
itu akan membuat kita sendiri sengsara. Oleh karena itu kita hendaknya
menggunakan waktu seefesien mungkin. Kita diperintahkan untuk tepat waktu
termasuk tepat waktu dalam belajar yang sangat penting bagi siswa.
Islam juga memerintahkan umatnya untuk selalu
konsisten terhadap peraturan Allah yang telah di tetapkan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah Surat Huud ayat 112 :
فاستقم كما امرت ومن تاب معك ولا تظغوانه بما تعملون بصير
(هود : 112)
Artinya : “Maka tetaplah pada jalan
Allah yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah
bertaubat serta janganlah kamu melampui batas. Sesungguhnya Allah maha
melihat apa yang kamu kerjakan”. [5]
E. Usaha-usaha untuk Meningkatkan Kedisiplinan
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa
kedisiplinan bukanlah sikap yang muncul dengan sendirinya, tetapi disiplin
terbentuk melalui sebuah proses. Adapun usaha-usaha yang merupakan proses dalam
meningkatkan kedisiplinan adalah sebagai berikut :
1) Kesadaran
diri sebagai pemahaman bahwa disiplin dipandangnya penting bagi kebaikan dan
keberhasilan dirinya. Kesadaran diri akan menjadi motif yang kuat bagi terwujudnya
kedisiplinan.
2) Pengikutan
dan ketaatan sebagai langkah penerapan atas peraturan-peraturan yang mengatur
perilaku seseorang. Hal ini sebagai lanjutan diri adanya kesadaran diri.
Tekanan dari luar dirinya sebagai usaha untuk mendorong dan menekan agar
disiplin dilaksanakan pada diri seseorang, sehingga peraturan-peraturan yang
ada dapat diikuti dan dipraktekkan.
3) Teladan
Perbuatan
dan tindakan lebih besar pengaruhnya dibandingkan hanya sekedar dengan
kata-kata. Oleh karena itu contoh dan teladan disiplin kepala sekolah dan para
guru sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan pada siswa. Mereka lebih mudah
meniru dari apa yang mereka lihat, dibandingkan hanya sekedar mendengar. Lagi
pula hidup banyak dipengaruhi oleh peniruan-peniruan terhadap apa yang
dianggapnya baik dan patut ditiru.
4) Hukum
Hukuman
sebagai usaha untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan perilaku yang salah
sehingga anak kembali pada perilaku yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku.
5) Lingkungan
Berdisiplin
Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bila seorang
anak berada pada lingkungan yang berisiplin, kemungkinan besar ia akan tumbuh
menjadi anak yang disiplin.
6) Latihan
Berdisiplin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar