Kamis, 26 Februari 2015

Makalah KEDISIPLINAN SEKOLAH



A.  Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin.Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukkan kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturandan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu(organisasional-formal). 

B.  Disiplin di Sekolah
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk  penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilakusiswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik danmengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dandidengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalamhati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orangtuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnyamerupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal darikeluarga yang broken home.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar  pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa diharapkanmematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif  bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam disiplin sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya. Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa,melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
    
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolahlainnya yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah,yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut Depdiknas(2001:10), ³Sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak bersifat hukumanfisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis.´ Sanksi dapat diberikan secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
1.    Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadapketentuan sekolah yang ringan.
2.     Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuatrangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.
3.    Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yangdilakukan putera-puterinya.
4.  Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutantidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5.     Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6.     Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutantersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.

C.  Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :
1.    Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima,hangat dan terbuka;
2.  Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3.    Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapatmenunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;
4.  Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
5.   Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasaterutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
6.    Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan danmeningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan
7.  Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh olehguru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
8.  Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karenaitu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif;
9.   Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertamadi sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.

Cerpen Cinta Pertama dan Terakhir



Cerpen Karangan: Dede Gunandi
Facebook: Gunandi_jockamers[-at-]yahoo.com
Angan ku terbang di atas awan. Melayang-layang tak tentu entah arah mana yang akan dituju. Seketika itu juga fikiranku terdiam pada satu titik kefanaan yang tak berwarna namun ada sedikit corak yang bisa terbayang, bak hanya bagai bayangan semu belaka, ku coba terka apa itu yang ada, kucoba rasa juga ku raba. Namun masih sulit juga tuk terjawab. kebanyakan orang mengatakannya ini cinta. Tapi ah entah, entah perasaan ku yang sedikit kurang peka atau memang aku yang belum mengerti arti sebuah dari cinta. Mungkin ini menjadi kali pertama aku merasakannya. Dan mungkin benar, ini yang dinamakan cinta. Cinta pertama.
Sore itu, aku Faisal bersama dua sahabat karib ku Fahri dan Galih sedang asyik menikmati segelas capuccino cincau di sebuah kafe. Tiba-tiba obrolan kami terhenti seketika datang sosok seorang wanita dengan tinggi semampainya duduk tepat berbalikan dengan bangku yang Galih tongkrongi. Entah apa yang kurasakan saat ini. Tiba-tiba saja dentuman jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya, darahku pun terasa jelas mengalir deras membasahi semua cela-cela sempit yang kasat mata. Wanita berkerudung itu, telah membuat hati ku luluh lantah tanpa arah. Oh ini kah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?
Sejak sore itu, setiap waktu entah kenapa selalu saja aku mulai memikirkanya. Berandai-andai Tuhan memberikan anugerah untuk bisa bertatap muka dengannya. Bertegur sapa, dan tahu dimana rumahnya. “dor dor dor! Isal, tolong ke minimarket bentar dong. Belikan mama saus tomat sama keju.” Lamunan ku pun buyar saat terdengar gedoran pintu. “iya ma tunggu sebentar ya”. Masih sempat-sempatnya, dalam perjalanan menuju minimarket pun aku masih membayangkan wajahnya. Entah memang aku yang terlalu lebay atau memang dirinya yang tak pernah mau pergi dari bayangan ilusi ku.
Seperti biasanya, hal yang membencikan pergi ke minimarket di pagi hari ialah harus bertemu dengan beberapa gerombol ibu-ibu yang sama sibuk dengan pencarian mereka masing-masing. Apalagi ini awal bulan. “apa gak ada ya pagi-pagi gini cewek cantik yang belanja, masa’ emak-emak semua sih isinya, eh eh (gubraaakkk)”. Dalam gumaman ku kali ini, tanpa disengaja tanganku mendorong kuat sebuah rak makanan ringan yang akhirnya jatuh dan berserakanlah semua penghuni dari rak itu. kutegakkan kemabli rak tersebut namun sedikit merasa kesulitan. Tiba-tiba datang seorang wanita berkerudung menghampiri ku dan membantu mengangkat sisi kiri dari rak yang sedang ku perjuangkan untuk berdiri tegak kembali “maaf mas, sini biar saya bantu.” Ucap wanita yang langsung mengangkat rak tersebut sambil tetap merundukkan kepalanya. Kali ini Tuhan benar-benar mendengar do’a ku, dan ketika wanita itu mendangakkan kepalanya, tak ku sangka dia lah wanita yang waktu itu aku jumpai di kafe. “eh ternyata mbak”. Kata ku dengan nada sedikit malu. “emang kita pernah ketemu?”. Timpal wanita tersebut saat mendengar ucapan ku yang seolah-olah sudah mengenali dirinya. “pernah sekali mbak, kemaren waktu di kafe saya liat mbak” sambil sedikit tersenyum kujawab pertanyaan herannya. Sarah, ternyata wanita itu bernama Sarah. Tak hanya tahu namanya, dari pertemuan tak terduga itu aku bisa tahu dimana rumahnya dan dimana ia kuliah. Memang sebagai rasa terimakasih ku, ku ajak dirinya makan bakso bersama di depan minimarket tersebut. Awalnya dia menolak. Namun ketika ada seseorang yang ia kenal memanggil-manggilnya dari warung bakso tersebut, akhirnya ia putuskan menerima tawaran ku. Diana nama orang yang memanggilnya. Dia teman satu kampus Sarah. Disitu lah kami banyak berbincang-bincang dan kami tahu satu sama lain.
Sejak pertemuan itu, kami sering sekali bertemu. Entah itu hanya kebetulan ataupun aku yang mencari-cari kesempatan untuk bisa bertemu dengannya. Benih-benih cinta pun mulai merambah dalam sanubari ku. Dan taukah kalian, ini adalah cinta pertama ku, seumur-umur baru kali ini aku merasakan cinta dan memberanikan diri untuk mendekati wanita. Kami pun semakin dekat. Satu hal yang membuat aku berdecak kagum dengan kepribadiannya. Seorang muslimah yang patuh dan benar-benar menjaga diri. Setiap aku ajak pergi jalan, selalu saja dia membawa dua temannya Diana dan Lisa. Selalu dia menolak jika ku ajak hanya berdua. Dia tak ingin mengundang fitnah dari pandangan khalayak ramai.
Kurasa ini waktu yang tepat, setengah tahun kami sudah saling mengenal. Dari kebersamaan yang sudah terjalin selama ini, nampak jelas Sarah pun memiliki perasaan yang sama terhadap diriku. Hari ini kuputuskan untuk menembaknya. Kuminta bantuan Fahri dan Galih untuk mengatur semua rencana yang ada. Kan ku jadikan momen penting ini sebagai momen terpenting dan bersejarah dalam hidup ku. Ini kali pertamanya aku ingin menyatakan cinta kepada seseorang. Dan ku harap semua berakhir dengan bahagia.
“Bunga udah, makanan udah, hiasan yang lain udah. Oke ri, semua siap”. Ucap Galih di balik telpon yang sedang aku hubungi. “Sip lah kalo gitu, thanks guys” timpalku dengan nada bersemangat. “assalamualaikum sarah, bisa temenin aku sebentar gak ke kafe di seberang rumah Diana, Diana sama Lisa disana juga kok, mereka udah nunggu”. Ucapku melalui telpon genggam. Dan akhirnya Sarah pun mau menemui ku. Tepat Pukul 15:00 WIB Sarah tiba di kafe tersebut. Betapa terkejutnya dia melihat keadaan kafe yang berbeda tidak seperti biasanya. Tiba-tiba terdengar sayup-sayup lagu cinta yang mulai diputar di salah satu meja yang penuh dengan kata-kata “Sarah, maukah kau jadi pacarku?” yang bergelantungan. Melihat keadaan seperti itu bukan raut wajah gembira yang terpancar dari wajah Sarah, tapi malah tampak air mata menetes di pipinya. Sambil menangis Sarah berlari menghampiri sepeda motornya. Dan akhirnya, Sarah pun malah pergi. “Sarah!” teriak ku dengan tatapan heran dengan sikap Sarah yang aneh. Aku bingung dengan keadaan ini, kenapa Sarah malah pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepenggal kata pun. “Apa yang salah dengan ini semua?” tanyaku di dalam hati.
Malam ini kuputuskan untuk menelpon Sarah, menanyakan apa gerangan ia pergi begitu saja tanpa ada alasan yang jelas sore tadi. Tak diangkat, berkali-kali ku telpon tak satu pun yang diangkat. Semakin bingung aku dibuatnya. Beberapa menit kemudian terdengar suara nada sms dari hape ku. Ku lihat yang tertera ialah nama Sarah. Aku pun dengan tergesa-gesa segera membuka sms itu. Ku baca benar-benar isi sms dari Sarah. Sekarang aku baru mengerti, mengapa Sarah pergi begitu saja tadi sore.
Tak terasa 4 tahun sudah aku duduk di bangku kuliah. S1 sudah di tangan, bekal sebagai lulusan Ekonomi di sebuah Universitas Negeri ternama, akhirnya aku bisa dengan mudah mendapat pekerjaan. Dan inilah waktunya. Dua tahun yang lalu, Sarah bukan tak mau menerima cinta ku. Seperti yang sudah ku bilang. Sarah adalah seorang muslimah yang patuh. Dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Dan malam itu isi sms nya, dia menyuruh ku untuk tidak menemuinya, bahkan dia melarang menghubunginya via telepon atau lainnya. Yang dia inginkan, ketika kiranya aku sudah siap untuk menikah, maka lamarlah dia, minta dia untuk mendampingi ku dikala suka maupun duka. Karena saat itulah dia siap menjadi pendamping hidup yang kelak menjadi ibu dari anak-anakku. Sarah, aku datang untuk melamar mu, kaulah cinta pertama dan terakhir ku.

Rabu, 25 Februari 2015

Makalah KEDISIPLINAN SISWA



A.      Pengertian Kedisiplinan
Disiplin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar tidak terjadi suatu pelanggaran terhadap suatu peraturan yang berlaku demi terciptanya suatu tujuan. Disiplin adalah proses atau hasil pengarahan untuk mencapai tindakan yang lebih efektif..
Menurut Oteng Sutisna bahwa dalam menciptakan disiplin yang efektif diperlukan kegiatan-kegiatan diantaranya sebagai berikut : [1]
1.    Guru maupun murid hendaknya memiliki sifat-sifat perilaku warga sekolah yang baik seperti sopan santun, bahasa yang baik dan benar.
2.      Murid hendaknya bisa menerima teguran atau hukuman yang adil.
3.      Guru dan murid hendaknya bekerjasama dalam membangun, memelihara dan memperbaiki aturan-aturan dan norma-norma.

B.  Tujuan Disiplin
Sebelum penulis menjelaskan tujuan disiplin, terlebih dahulu dikemukakan beberapa teori disiplin yang kesemuanya itu mempunyai tujuan masing-masing. Adapun teori-teori tersebut yang dapat penulis simpulkan antara lain :
1.    Teori perbaikan
Menurut teori ini, disiplin itu adalah untuk memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi. Teori ini lebih bersifat pedagogis, karena bermaksud memperbaiki si pelanggar baik lahiriah maupun batiniah.
2.      Teori perlindungan
Menurut teori ini disiplin diadakan untuk melindungi dirinya sendiri dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya disiplin ini dapat dilindungi dari kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.
3.      Teori menakut-nakuti
Menurut teori ini, disiplin diadakan untuk menimbulkan rasa takut kepada pelanggar akan akibat perbuatannya yang melanggar itu, sehingga ia akan selalu takut melakukan perbuatan itu dan mau meninggalkannya. Teori ini masih memerlukan, sebab dengan teori ini besar kemungkinan orang meninggalkan suatu perbuatan itu hanya karena takut bukan karena keinsyafan bahwa perbuatannya itu memang salah dan buruk.  [2]
Jelaslah bahwa tiap teori itu belum lengkap, karena masing-masing hanya mencakup satu aspek saja. Sedangkan tiap-tiap teori itu saling membutuhkan kelengkapan teori yang lainnya.
Dengan singkat penulis dapat mengatakan bahwa tujuan pedagogis dari disiplin adalah untuk memperbaiki tabiat atau tingkah laku siswa kearah kebaikan.

C.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Disiplin
Karena sikap kedisiplinan bukan sikap yang muncul dengan sikap sendirinya, maka agar seorang anak dapat bersikap disiplin maka perlu adanya pengarahan dan bimbingan.
Adapun faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah :
1.    Faktor dari dalam (Intern)
Faktor dari dalam ini berupa kesadaran diri yang mendorong seseorang untuk menerapkan disiplin pada dirinya.
2.      Faktor dari luar (Ekstern)
Faktor dari luar ini berasal dari pengaruh lingkungan, yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1.         Lingkungan Keluarga
Faktor keluarga ini sangat penting terhadap perilaku seseorang termasuk tingkat kedisiplinannya. Karena keluarga di sini merupakan lingkungan yang paling dekat pada diri seseorang dan tempat pertama kali seseorang berinteraksi.
Keluarga sebagai lingkungan pertama kali sebelum anak mengenal dunia yang lebih luas, maka sikap dan perilaku seisi keluarga terutama kedua orang tua sangat mempengaruhi pembentukan kedisiplinan pada anak dan juga serta tingkah laku orang tua dan anggota keluarga lainnya akan lebih mudah dimengerti anak apabila perilaku tersebut berupa pengalaman langsung yang bisa dicontoh oleh anak.
2.         Lingkungan Sekolah
Selain lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah merupakan faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku siswa termasuk kedisiplinannya, di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan siswa lain, dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya serta pegawai yang berada di lingkungan sekolah, sikap, perbuatan dan perkataan guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa akan masuk dan meresap ke dalam hatinya.
3.         Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak setelah anak mendapatkan pendidikan dari keluarga dan sekolah. Pada awalnya seorang anak bermain sendiri, setelah itu seorang anak berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
Karena masyarakat merupakan faktor penting yang mempengaruhi disiplin anak, terutama pada pergaulan dengan teman sebaya, maka orang tua harus senantiasa mengawasi pergaulan anak-anaknya agar senantiasa tidak bergaul dengan orang yang kurang baik.[3]

D.    Disiplin Menurut Islam
Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan aturan-aturan atau tata tertib agar segala tingkah laku berjalan sesuai dengan aturan yang ada, pendidikan tepat waktu atau lainya dapat diambil dari sahabat Umar bin Khattab r.a:
 الوقت كا لشيف اذا لم تقطعه قطعك
Artinya   :  “Waktu bagaikan pedang, apabila tidak digunakan maka pedang itu akan memotong pemiliknya” [4]
 Berdasarkan hal di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya bagi kita sehingga apabila kita tidak dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka waktu itu akan membuat kita sendiri sengsara. Oleh karena itu kita hendaknya menggunakan waktu seefesien mungkin. Kita diperintahkan untuk tepat waktu termasuk tepat waktu dalam belajar yang sangat penting bagi siswa.
Islam juga memerintahkan umatnya untuk selalu konsisten terhadap peraturan Allah yang telah di tetapkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat Huud ayat 112 :
فاستقم كما امرت ومن تاب معك ولا تظغوانه بما تعملون بصير
(هود : 112)
Artinya   :  “Maka tetaplah pada jalan Allah yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat serta  janganlah kamu melampui batas. Sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”. [5]

E.       Usaha-usaha untuk Meningkatkan Kedisiplinan
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kedisiplinan bukanlah sikap yang muncul dengan sendirinya, tetapi disiplin terbentuk melalui sebuah proses. Adapun usaha-usaha yang merupakan proses dalam meningkatkan kedisiplinan adalah sebagai berikut :
1) Kesadaran diri sebagai pemahaman bahwa disiplin dipandangnya penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Kesadaran diri akan menjadi motif yang kuat bagi terwujudnya kedisiplinan.
2)  Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku seseorang. Hal ini sebagai lanjutan diri adanya kesadaran diri. Tekanan dari luar dirinya sebagai usaha untuk mendorong dan menekan agar disiplin dilaksanakan pada diri seseorang, sehingga peraturan-peraturan yang ada dapat diikuti dan dipraktekkan.
3)  Teladan
Perbuatan dan tindakan lebih besar pengaruhnya dibandingkan hanya sekedar dengan kata-kata. Oleh karena itu contoh dan teladan disiplin kepala sekolah dan para guru sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan pada siswa. Mereka lebih mudah meniru dari apa yang mereka lihat, dibandingkan hanya sekedar mendengar. Lagi pula hidup banyak dipengaruhi oleh peniruan-peniruan terhadap apa yang dianggapnya baik dan patut ditiru.
4)  Hukum
Hukuman sebagai usaha untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan perilaku yang salah sehingga anak kembali pada perilaku yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
5)  Lingkungan Berdisiplin
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bila seorang anak berada pada lingkungan yang berisiplin, kemungkinan besar ia akan tumbuh menjadi anak yang disiplin.
6)  Latihan Berdisiplin