Sabtu, 28 Februari 2015
Kamis, 26 Februari 2015
Makalah KEDISIPLINAN SEKOLAH
A. Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata
ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang
kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin
diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk
pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang
bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.Dalam kehidupan
sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang memiliki
disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin.Sebutan orang
yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir
tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang
berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang
disiplin biasanya ditujukkan kepada orang yang kurang atau tidak dapat
mentaati peraturandan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat
(konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu
lembaga tertentu(organisasional-formal).
B. Disiplin di Sekolah
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan
persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di
kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat
mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba,
gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang
tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat
umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan
dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran
tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos,
perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan
bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu
membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti
penting disiplin sekolah
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah
merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi
perilakusiswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang
mendidik danmengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang
dilihat dandidengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu
dalam ke dalamhati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh
dari orangtuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut
pada dasarnyamerupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.Brown
dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin,
sebagai berikut :
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku
yang kurang atau tidak disiplin.
Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal darikeluarga
yang broken home.
Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang
tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan
lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar
mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi
penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa
diharapkanmematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek
edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan
kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman
dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam disiplin
sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa
patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya. Mengikuti peraturan yang ada
bukan karena terpaksa,melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada
manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolahlainnya yang
melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah,yang
secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut
Depdiknas(2001:10), ³Sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak
bersifat hukumanfisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis.´ Sanksi dapat
diberikan secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang
seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
1. Teguran
lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadapketentuan
sekolah yang ringan.
2. Hukuman
pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuatrangkuman buku
tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.
3. Melaporkan secara tertulis kepada
orang tua siswa tentang pelanggaran yangdilakukan putera-puterinya.
4. Memanggil
yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutantidak mengulangi
lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5. Melakukan
skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran
peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6. Mengeluarkan
yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutantersangkut perkara
pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.
C. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umum merancang
disiplin siswa, yaitu :
1. Konsep diri; untuk menumbuhkan
konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan
untuk bersikap empatik, menerima,hangat dan terbuka;
2. Keterampilan berkomunikasi; guru
terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan
mendorong kepatuhan siswa;
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan
alami; guru disarankan dapatmenunjukkan secara tepat perilaku yang salah,
sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat
logis dan alami dari perilaku yang salah;
4. Klarifikasi nilai; guru membantu
siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri tentang nilai-nilai dan membentuk
sistem nilainya sendiri;
5. Analisis transaksional; guru
disarankan guru belajar sebagai orang dewasaterutama ketika berhadapan dengan
siswa yang menghadapi masalah;
6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya
mengurangi kegagalan danmeningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif
dan bertanggung jawab; dan
7. Disiplin yang terintegrasi; metode
ini menekankan pengendalian penuh olehguru untuk mengembangkan dan
mempertahankan peraturan;
8. Modifikasi perilaku; perilaku salah
disebabkan oleh lingkungan. Oleh karenaitu, dalam pembelajaran perlu diciptakan
lingkungan yang kondusif;
9.
Tantangan
bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam
pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik
akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertamadi sekolah, dan
guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam
posisi sebagai pemimpin.
Cerpen Cinta Pertama dan Terakhir
Cerpen Karangan: Dede Gunandi
Facebook: Gunandi_jockamers[-at-]yahoo.com
Facebook: Gunandi_jockamers[-at-]yahoo.com
Angan ku
terbang di atas awan. Melayang-layang tak tentu entah arah mana yang akan
dituju. Seketika itu juga fikiranku terdiam pada satu titik kefanaan yang tak
berwarna namun ada sedikit corak yang bisa terbayang, bak hanya bagai bayangan
semu belaka, ku coba terka apa itu yang ada, kucoba rasa juga ku raba. Namun
masih sulit juga tuk terjawab. kebanyakan orang mengatakannya ini cinta. Tapi
ah entah, entah perasaan ku yang sedikit kurang peka atau memang aku yang belum
mengerti arti sebuah dari cinta. Mungkin ini menjadi kali pertama aku merasakannya.
Dan mungkin benar, ini yang dinamakan cinta. Cinta pertama.
Sore itu,
aku Faisal bersama dua sahabat karib ku Fahri dan Galih sedang asyik menikmati
segelas capuccino cincau di sebuah kafe. Tiba-tiba obrolan kami terhenti
seketika datang sosok seorang wanita dengan tinggi semampainya duduk tepat
berbalikan dengan bangku yang Galih tongkrongi. Entah apa yang kurasakan saat
ini. Tiba-tiba saja dentuman jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya,
darahku pun terasa jelas mengalir deras membasahi semua cela-cela sempit yang
kasat mata. Wanita berkerudung itu, telah membuat hati ku luluh lantah tanpa
arah. Oh ini kah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?
Sejak sore
itu, setiap waktu entah kenapa selalu saja aku mulai memikirkanya.
Berandai-andai Tuhan memberikan anugerah untuk bisa bertatap muka dengannya.
Bertegur sapa, dan tahu dimana rumahnya. “dor dor dor! Isal, tolong ke
minimarket bentar dong. Belikan mama saus tomat sama keju.” Lamunan ku pun
buyar saat terdengar gedoran pintu. “iya ma tunggu sebentar ya”. Masih
sempat-sempatnya, dalam perjalanan menuju minimarket pun aku masih membayangkan
wajahnya. Entah memang aku yang terlalu lebay atau memang dirinya yang tak
pernah mau pergi dari bayangan ilusi ku.
Seperti
biasanya, hal yang membencikan pergi ke minimarket di pagi hari ialah harus
bertemu dengan beberapa gerombol ibu-ibu yang sama sibuk dengan pencarian
mereka masing-masing. Apalagi ini awal bulan. “apa gak ada ya pagi-pagi gini
cewek cantik yang belanja, masa’ emak-emak semua sih isinya, eh eh
(gubraaakkk)”. Dalam gumaman ku kali ini, tanpa disengaja tanganku mendorong
kuat sebuah rak makanan ringan yang akhirnya jatuh dan berserakanlah semua
penghuni dari rak itu. kutegakkan kemabli rak tersebut namun sedikit merasa
kesulitan. Tiba-tiba datang seorang wanita berkerudung menghampiri ku dan
membantu mengangkat sisi kiri dari rak yang sedang ku perjuangkan untuk berdiri
tegak kembali “maaf mas, sini biar saya bantu.” Ucap wanita yang langsung
mengangkat rak tersebut sambil tetap merundukkan kepalanya. Kali ini Tuhan
benar-benar mendengar do’a ku, dan ketika wanita itu mendangakkan kepalanya,
tak ku sangka dia lah wanita yang waktu itu aku jumpai di kafe. “eh ternyata
mbak”. Kata ku dengan nada sedikit malu. “emang kita pernah ketemu?”. Timpal
wanita tersebut saat mendengar ucapan ku yang seolah-olah sudah mengenali
dirinya. “pernah sekali mbak, kemaren waktu di kafe saya liat mbak” sambil
sedikit tersenyum kujawab pertanyaan herannya. Sarah, ternyata wanita itu
bernama Sarah. Tak hanya tahu namanya, dari pertemuan tak terduga itu aku bisa
tahu dimana rumahnya dan dimana ia kuliah. Memang sebagai rasa terimakasih ku,
ku ajak dirinya makan bakso bersama di depan minimarket tersebut. Awalnya dia
menolak. Namun ketika ada seseorang yang ia kenal memanggil-manggilnya dari
warung bakso tersebut, akhirnya ia putuskan menerima tawaran ku. Diana nama
orang yang memanggilnya. Dia teman satu kampus Sarah. Disitu lah kami banyak
berbincang-bincang dan kami tahu satu sama lain.
Sejak
pertemuan itu, kami sering sekali bertemu. Entah itu hanya kebetulan ataupun
aku yang mencari-cari kesempatan untuk bisa bertemu dengannya. Benih-benih
cinta pun mulai merambah dalam sanubari ku. Dan taukah kalian, ini adalah cinta
pertama ku, seumur-umur baru kali ini aku merasakan cinta dan memberanikan diri
untuk mendekati wanita. Kami pun semakin dekat. Satu hal yang membuat aku
berdecak kagum dengan kepribadiannya. Seorang muslimah yang patuh dan
benar-benar menjaga diri. Setiap aku ajak pergi jalan, selalu saja dia membawa
dua temannya Diana dan Lisa. Selalu dia menolak jika ku ajak hanya berdua. Dia
tak ingin mengundang fitnah dari pandangan khalayak ramai.
Kurasa ini
waktu yang tepat, setengah tahun kami sudah saling mengenal. Dari kebersamaan
yang sudah terjalin selama ini, nampak jelas Sarah pun memiliki perasaan yang
sama terhadap diriku. Hari ini kuputuskan untuk menembaknya. Kuminta bantuan
Fahri dan Galih untuk mengatur semua rencana yang ada. Kan ku jadikan momen
penting ini sebagai momen terpenting dan bersejarah dalam hidup ku. Ini kali
pertamanya aku ingin menyatakan cinta kepada seseorang. Dan ku harap semua
berakhir dengan bahagia.
“Bunga udah,
makanan udah, hiasan yang lain udah. Oke ri, semua siap”. Ucap Galih di balik
telpon yang sedang aku hubungi. “Sip lah kalo gitu, thanks guys” timpalku
dengan nada bersemangat. “assalamualaikum sarah, bisa temenin aku sebentar gak
ke kafe di seberang rumah Diana, Diana sama Lisa disana juga kok, mereka udah
nunggu”. Ucapku melalui telpon genggam. Dan akhirnya Sarah pun mau menemui ku.
Tepat Pukul 15:00 WIB Sarah tiba di kafe tersebut. Betapa terkejutnya dia
melihat keadaan kafe yang berbeda tidak seperti biasanya. Tiba-tiba terdengar
sayup-sayup lagu cinta yang mulai diputar di salah satu meja yang penuh dengan
kata-kata “Sarah, maukah kau jadi pacarku?” yang bergelantungan. Melihat
keadaan seperti itu bukan raut wajah gembira yang terpancar dari wajah Sarah,
tapi malah tampak air mata menetes di pipinya. Sambil menangis Sarah berlari
menghampiri sepeda motornya. Dan akhirnya, Sarah pun malah pergi. “Sarah!”
teriak ku dengan tatapan heran dengan sikap Sarah yang aneh. Aku bingung dengan
keadaan ini, kenapa Sarah malah pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepenggal
kata pun. “Apa yang salah dengan ini semua?” tanyaku di dalam hati.
Malam ini
kuputuskan untuk menelpon Sarah, menanyakan apa gerangan ia pergi begitu saja
tanpa ada alasan yang jelas sore tadi. Tak diangkat, berkali-kali ku telpon tak
satu pun yang diangkat. Semakin bingung aku dibuatnya. Beberapa menit kemudian
terdengar suara nada sms dari hape ku. Ku lihat yang tertera ialah nama Sarah.
Aku pun dengan tergesa-gesa segera membuka sms itu. Ku baca benar-benar isi sms
dari Sarah. Sekarang aku baru mengerti, mengapa Sarah pergi begitu saja tadi
sore.
Tak terasa 4
tahun sudah aku duduk di bangku kuliah. S1 sudah di tangan, bekal sebagai
lulusan Ekonomi di sebuah Universitas Negeri ternama, akhirnya aku bisa dengan
mudah mendapat pekerjaan. Dan inilah waktunya. Dua tahun yang lalu, Sarah bukan
tak mau menerima cinta ku. Seperti yang sudah ku bilang. Sarah adalah seorang
muslimah yang patuh. Dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Dan malam itu isi
sms nya, dia menyuruh ku untuk tidak menemuinya, bahkan dia melarang
menghubunginya via telepon atau lainnya. Yang dia inginkan, ketika kiranya aku
sudah siap untuk menikah, maka lamarlah dia, minta dia untuk mendampingi ku
dikala suka maupun duka. Karena saat itulah dia siap menjadi pendamping hidup
yang kelak menjadi ibu dari anak-anakku. Sarah, aku datang untuk melamar mu,
kaulah cinta pertama dan terakhir ku.
Rabu, 25 Februari 2015
Makalah KEDISIPLINAN SISWA
A.
Pengertian
Kedisiplinan
Disiplin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar
tidak terjadi suatu pelanggaran terhadap suatu peraturan yang berlaku demi
terciptanya suatu tujuan. Disiplin adalah proses atau hasil pengarahan untuk
mencapai tindakan yang lebih efektif..
Menurut Oteng Sutisna bahwa dalam menciptakan disiplin
yang efektif diperlukan kegiatan-kegiatan diantaranya sebagai berikut : [1]
1.
Guru maupun murid hendaknya memiliki
sifat-sifat perilaku warga sekolah yang baik seperti sopan santun, bahasa yang
baik dan benar.
2.
Murid hendaknya bisa menerima
teguran atau hukuman yang adil.
3.
Guru dan murid hendaknya bekerjasama
dalam membangun, memelihara dan memperbaiki aturan-aturan dan norma-norma.
B.
Tujuan Disiplin
Sebelum penulis menjelaskan tujuan disiplin, terlebih
dahulu dikemukakan beberapa teori disiplin yang kesemuanya itu mempunyai tujuan
masing-masing. Adapun teori-teori tersebut yang dapat penulis simpulkan antara
lain :
1.
Teori perbaikan
Menurut
teori ini, disiplin itu adalah untuk memperbaiki si pelanggar agar jangan
berbuat kesalahan lagi. Teori ini lebih bersifat pedagogis, karena bermaksud
memperbaiki si pelanggar baik lahiriah maupun batiniah.
2. Teori
perlindungan
Menurut
teori ini disiplin diadakan untuk melindungi dirinya sendiri dari
perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya disiplin ini dapat
dilindungi dari kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.
3. Teori
menakut-nakuti
Menurut
teori ini, disiplin diadakan untuk menimbulkan rasa takut kepada pelanggar akan
akibat perbuatannya yang melanggar itu, sehingga ia akan selalu takut melakukan
perbuatan itu dan mau meninggalkannya. Teori ini masih memerlukan, sebab dengan
teori ini besar kemungkinan orang meninggalkan suatu perbuatan itu hanya karena
takut bukan karena keinsyafan bahwa perbuatannya itu memang salah dan buruk.
[2]
Jelaslah bahwa tiap teori itu belum lengkap, karena
masing-masing hanya mencakup satu aspek saja. Sedangkan tiap-tiap teori itu
saling membutuhkan kelengkapan teori yang lainnya.
Dengan singkat penulis dapat mengatakan bahwa tujuan
pedagogis dari disiplin adalah untuk memperbaiki tabiat atau tingkah laku siswa
kearah kebaikan.
C.Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Sikap Disiplin
Karena sikap kedisiplinan bukan sikap yang muncul
dengan sikap sendirinya, maka agar seorang anak dapat bersikap disiplin maka
perlu adanya pengarahan dan bimbingan.
Adapun faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah :
1.
Faktor dari dalam (Intern)
Faktor dari
dalam ini berupa kesadaran diri yang mendorong seseorang untuk menerapkan
disiplin pada dirinya.
2. Faktor dari
luar (Ekstern)
Faktor dari
luar ini berasal dari pengaruh lingkungan, yang terdiri dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1.
Lingkungan Keluarga
Faktor
keluarga ini sangat penting terhadap perilaku seseorang termasuk tingkat
kedisiplinannya. Karena keluarga di sini merupakan lingkungan yang paling dekat
pada diri seseorang dan tempat pertama kali seseorang berinteraksi.
Keluarga
sebagai lingkungan pertama kali sebelum anak mengenal dunia yang lebih luas,
maka sikap dan perilaku seisi keluarga terutama kedua orang tua sangat
mempengaruhi pembentukan kedisiplinan pada anak dan juga serta tingkah laku orang
tua dan anggota keluarga lainnya akan lebih mudah dimengerti anak apabila
perilaku tersebut berupa pengalaman langsung yang bisa dicontoh oleh anak.
2.
Lingkungan Sekolah
Selain
lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah merupakan faktor lain yang juga
mempengaruhi perilaku siswa termasuk kedisiplinannya, di sekolah seorang siswa
berinteraksi dengan siswa lain, dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya
serta pegawai yang berada di lingkungan sekolah, sikap, perbuatan dan perkataan
guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa akan masuk dan
meresap ke dalam hatinya.
3.
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat
merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak setelah anak mendapatkan
pendidikan dari keluarga dan sekolah. Pada awalnya seorang anak bermain
sendiri, setelah itu seorang anak berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial.
Karena masyarakat merupakan faktor penting yang
mempengaruhi disiplin anak, terutama pada pergaulan dengan teman sebaya, maka
orang tua harus senantiasa mengawasi pergaulan anak-anaknya agar senantiasa
tidak bergaul dengan orang yang kurang baik.[3]
D.
Disiplin
Menurut Islam
Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan
aturan-aturan atau tata tertib agar segala tingkah laku berjalan sesuai dengan
aturan yang ada, pendidikan tepat waktu atau lainya dapat diambil dari sahabat
Umar bin Khattab r.a:
الوقت كا
لشيف اذا لم تقطعه قطعك
Artinya : “Waktu bagaikan pedang, apabila
tidak digunakan maka pedang itu akan memotong pemiliknya” [4]
Berdasarkan
hal di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya bagi kita
sehingga apabila kita tidak dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka waktu
itu akan membuat kita sendiri sengsara. Oleh karena itu kita hendaknya
menggunakan waktu seefesien mungkin. Kita diperintahkan untuk tepat waktu
termasuk tepat waktu dalam belajar yang sangat penting bagi siswa.
Islam juga memerintahkan umatnya untuk selalu
konsisten terhadap peraturan Allah yang telah di tetapkan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah Surat Huud ayat 112 :
فاستقم كما امرت ومن تاب معك ولا تظغوانه بما تعملون بصير
(هود : 112)
Artinya : “Maka tetaplah pada jalan
Allah yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah
bertaubat serta janganlah kamu melampui batas. Sesungguhnya Allah maha
melihat apa yang kamu kerjakan”. [5]
E. Usaha-usaha untuk Meningkatkan Kedisiplinan
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa
kedisiplinan bukanlah sikap yang muncul dengan sendirinya, tetapi disiplin
terbentuk melalui sebuah proses. Adapun usaha-usaha yang merupakan proses dalam
meningkatkan kedisiplinan adalah sebagai berikut :
1) Kesadaran
diri sebagai pemahaman bahwa disiplin dipandangnya penting bagi kebaikan dan
keberhasilan dirinya. Kesadaran diri akan menjadi motif yang kuat bagi terwujudnya
kedisiplinan.
2) Pengikutan
dan ketaatan sebagai langkah penerapan atas peraturan-peraturan yang mengatur
perilaku seseorang. Hal ini sebagai lanjutan diri adanya kesadaran diri.
Tekanan dari luar dirinya sebagai usaha untuk mendorong dan menekan agar
disiplin dilaksanakan pada diri seseorang, sehingga peraturan-peraturan yang
ada dapat diikuti dan dipraktekkan.
3) Teladan
Perbuatan
dan tindakan lebih besar pengaruhnya dibandingkan hanya sekedar dengan
kata-kata. Oleh karena itu contoh dan teladan disiplin kepala sekolah dan para
guru sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan pada siswa. Mereka lebih mudah
meniru dari apa yang mereka lihat, dibandingkan hanya sekedar mendengar. Lagi
pula hidup banyak dipengaruhi oleh peniruan-peniruan terhadap apa yang
dianggapnya baik dan patut ditiru.
4) Hukum
Hukuman
sebagai usaha untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan perilaku yang salah
sehingga anak kembali pada perilaku yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku.
5) Lingkungan
Berdisiplin
Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bila seorang
anak berada pada lingkungan yang berisiplin, kemungkinan besar ia akan tumbuh
menjadi anak yang disiplin.
6) Latihan
Berdisiplin
Langganan:
Postingan (Atom)