Rabu, 25 Februari 2015

Makalah KEDISIPLINAN SISWA



A.      Pengertian Kedisiplinan
Disiplin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar tidak terjadi suatu pelanggaran terhadap suatu peraturan yang berlaku demi terciptanya suatu tujuan. Disiplin adalah proses atau hasil pengarahan untuk mencapai tindakan yang lebih efektif..
Menurut Oteng Sutisna bahwa dalam menciptakan disiplin yang efektif diperlukan kegiatan-kegiatan diantaranya sebagai berikut : [1]
1.    Guru maupun murid hendaknya memiliki sifat-sifat perilaku warga sekolah yang baik seperti sopan santun, bahasa yang baik dan benar.
2.      Murid hendaknya bisa menerima teguran atau hukuman yang adil.
3.      Guru dan murid hendaknya bekerjasama dalam membangun, memelihara dan memperbaiki aturan-aturan dan norma-norma.

B.  Tujuan Disiplin
Sebelum penulis menjelaskan tujuan disiplin, terlebih dahulu dikemukakan beberapa teori disiplin yang kesemuanya itu mempunyai tujuan masing-masing. Adapun teori-teori tersebut yang dapat penulis simpulkan antara lain :
1.    Teori perbaikan
Menurut teori ini, disiplin itu adalah untuk memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan lagi. Teori ini lebih bersifat pedagogis, karena bermaksud memperbaiki si pelanggar baik lahiriah maupun batiniah.
2.      Teori perlindungan
Menurut teori ini disiplin diadakan untuk melindungi dirinya sendiri dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya disiplin ini dapat dilindungi dari kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.
3.      Teori menakut-nakuti
Menurut teori ini, disiplin diadakan untuk menimbulkan rasa takut kepada pelanggar akan akibat perbuatannya yang melanggar itu, sehingga ia akan selalu takut melakukan perbuatan itu dan mau meninggalkannya. Teori ini masih memerlukan, sebab dengan teori ini besar kemungkinan orang meninggalkan suatu perbuatan itu hanya karena takut bukan karena keinsyafan bahwa perbuatannya itu memang salah dan buruk.  [2]
Jelaslah bahwa tiap teori itu belum lengkap, karena masing-masing hanya mencakup satu aspek saja. Sedangkan tiap-tiap teori itu saling membutuhkan kelengkapan teori yang lainnya.
Dengan singkat penulis dapat mengatakan bahwa tujuan pedagogis dari disiplin adalah untuk memperbaiki tabiat atau tingkah laku siswa kearah kebaikan.

C.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Disiplin
Karena sikap kedisiplinan bukan sikap yang muncul dengan sikap sendirinya, maka agar seorang anak dapat bersikap disiplin maka perlu adanya pengarahan dan bimbingan.
Adapun faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah :
1.    Faktor dari dalam (Intern)
Faktor dari dalam ini berupa kesadaran diri yang mendorong seseorang untuk menerapkan disiplin pada dirinya.
2.      Faktor dari luar (Ekstern)
Faktor dari luar ini berasal dari pengaruh lingkungan, yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1.         Lingkungan Keluarga
Faktor keluarga ini sangat penting terhadap perilaku seseorang termasuk tingkat kedisiplinannya. Karena keluarga di sini merupakan lingkungan yang paling dekat pada diri seseorang dan tempat pertama kali seseorang berinteraksi.
Keluarga sebagai lingkungan pertama kali sebelum anak mengenal dunia yang lebih luas, maka sikap dan perilaku seisi keluarga terutama kedua orang tua sangat mempengaruhi pembentukan kedisiplinan pada anak dan juga serta tingkah laku orang tua dan anggota keluarga lainnya akan lebih mudah dimengerti anak apabila perilaku tersebut berupa pengalaman langsung yang bisa dicontoh oleh anak.
2.         Lingkungan Sekolah
Selain lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah merupakan faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku siswa termasuk kedisiplinannya, di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan siswa lain, dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya serta pegawai yang berada di lingkungan sekolah, sikap, perbuatan dan perkataan guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa akan masuk dan meresap ke dalam hatinya.
3.         Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak setelah anak mendapatkan pendidikan dari keluarga dan sekolah. Pada awalnya seorang anak bermain sendiri, setelah itu seorang anak berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
Karena masyarakat merupakan faktor penting yang mempengaruhi disiplin anak, terutama pada pergaulan dengan teman sebaya, maka orang tua harus senantiasa mengawasi pergaulan anak-anaknya agar senantiasa tidak bergaul dengan orang yang kurang baik.[3]

D.    Disiplin Menurut Islam
Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan aturan-aturan atau tata tertib agar segala tingkah laku berjalan sesuai dengan aturan yang ada, pendidikan tepat waktu atau lainya dapat diambil dari sahabat Umar bin Khattab r.a:
 الوقت كا لشيف اذا لم تقطعه قطعك
Artinya   :  “Waktu bagaikan pedang, apabila tidak digunakan maka pedang itu akan memotong pemiliknya” [4]
 Berdasarkan hal di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya bagi kita sehingga apabila kita tidak dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka waktu itu akan membuat kita sendiri sengsara. Oleh karena itu kita hendaknya menggunakan waktu seefesien mungkin. Kita diperintahkan untuk tepat waktu termasuk tepat waktu dalam belajar yang sangat penting bagi siswa.
Islam juga memerintahkan umatnya untuk selalu konsisten terhadap peraturan Allah yang telah di tetapkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat Huud ayat 112 :
فاستقم كما امرت ومن تاب معك ولا تظغوانه بما تعملون بصير
(هود : 112)
Artinya   :  “Maka tetaplah pada jalan Allah yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat serta  janganlah kamu melampui batas. Sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”. [5]

E.       Usaha-usaha untuk Meningkatkan Kedisiplinan
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kedisiplinan bukanlah sikap yang muncul dengan sendirinya, tetapi disiplin terbentuk melalui sebuah proses. Adapun usaha-usaha yang merupakan proses dalam meningkatkan kedisiplinan adalah sebagai berikut :
1) Kesadaran diri sebagai pemahaman bahwa disiplin dipandangnya penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Kesadaran diri akan menjadi motif yang kuat bagi terwujudnya kedisiplinan.
2)  Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku seseorang. Hal ini sebagai lanjutan diri adanya kesadaran diri. Tekanan dari luar dirinya sebagai usaha untuk mendorong dan menekan agar disiplin dilaksanakan pada diri seseorang, sehingga peraturan-peraturan yang ada dapat diikuti dan dipraktekkan.
3)  Teladan
Perbuatan dan tindakan lebih besar pengaruhnya dibandingkan hanya sekedar dengan kata-kata. Oleh karena itu contoh dan teladan disiplin kepala sekolah dan para guru sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan pada siswa. Mereka lebih mudah meniru dari apa yang mereka lihat, dibandingkan hanya sekedar mendengar. Lagi pula hidup banyak dipengaruhi oleh peniruan-peniruan terhadap apa yang dianggapnya baik dan patut ditiru.
4)  Hukum
Hukuman sebagai usaha untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan perilaku yang salah sehingga anak kembali pada perilaku yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
5)  Lingkungan Berdisiplin
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bila seorang anak berada pada lingkungan yang berisiplin, kemungkinan besar ia akan tumbuh menjadi anak yang disiplin.
6)  Latihan Berdisiplin

Tidak ada komentar: